Rabu, 14 September 2016

Control Valve Accessories

1. Positioners
Salah satu fungsi dari valve positioner adalah agar batang plug (plug stem) yang digerakkan oleh actuator diaphragm dapat bergerak secara linear. Juga sebagai penguat daya (power applifier) untuk memberikan response yang cepat dari pergerakan plug stem. Namun kadang-kadang pemakaian positioner ini dapat membuat keadaan control loop menjadi tidak stabil atau control loop akan stabil apabila tanpa menggunakan positioner. Ketidak stabilan di atas terjadi karena pada umumnya penggunaan positioner secara menyeluruh akan menambah konstanta waktu dari control loop tersebut, dimana hal ini akan memberikan kesulitan dalam pencapaian kondisi stabil dari pengontrolan.
Pemakaian positioner akan berhasil dengan baik apabila kombinasinya dengan control valve tersebut akan memberikan respose time lebih cepat dari prosesnya itu sendiri. Aplikasi secara umum yang harus menggunakan valve positioner antara lain sebagai berikut bilamana :
·Aplikasi split range control, yang memerlukan valve stoke yang penuh dari beberapa range sinyal kontrol (3 – 15 psig sinyal output untuk 3 - 9 psig sinyal input dari positioner)
·Diperlukan load pressure lebih besar dari 20 psig.
·Diperlukan sistem kontrol yang jauh lebih baik (minimum overshoot dan fast recovery).
·Diperlukan reverse action dari control valve.
·Pada valve dengan ukuran 6 inches atau lebih Transmission line panjang.
·Pessure drop diantara upstream dan downstream valve tinggi (100 psi atau lebih).
·Pada aplikasi temperatur tinggi.
·Bilamana friksi yang berlebihan terjadi pada packing glands dan guides.
·Pada services “sludge” dimana dapat menyebabkan pergerakan stem dan guides lengket (sticky).

Ada dua jenis valve positioner yaitu ; pneumatic positioner dan electropneumatic positioner (smart positioner).

1.1. Pneumatic Positioner
Positioner 3582 umumnya dipakai pada spring diaphragm actuator. Positioner jenis ini juga mempunyai pilihan characterized cam yang memungkinkan perubahan karakteristik flow tanpa perlu mengubah mekanisme valve.

1.2. Electro-pneumatic (smart) Positioner
DVC (Digital Valve Controler) Series brand Fisher umumnya sering digunakan dalam Smart positioned. Adapun secara singkat prinsip kerja dari DVC yaitu setelah mendapat sinyal dari control room, sinyal tersebut masuk ke PWB (Printed wire board) untuk di olah lalu sinyal elektrik dari PWB masuk ke I/P tranducer untuk di konversi ke sinyal pneumatic. Sinyal pneumatic dari tranducer masuk ke relay untuk di perkuat tekanannya yangselanjutnya masuk ke actuator. Setelah ada pergerakan pada control valve, magnet feedback membaca posisi control valve dan mengirimkan hasil pembacaan ke PWB agar dikoreksi jika terjadi kesalahan. Dan sinyal hasil koreksi dikirim keactuator melalui I/P tranducer lalu ke relay dan masuk ke actuator agar posisi bukaan control valve lebih presisi.

2. Solenoid Valve (Katup Kontrol Arah)
Berbeda hal seperti sebelumnya kita bahas, pada solenoid valve yang dimaksud yaitu suatu alat pendukung pada sistem actuator pneumatik, sistem hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol otomatis dengan berbagai aplikasi penggunaan. Berikut beberapa contoh solenoid control valve:

·      Valve 3/2

·      Valve 5/2



3. Limit Switches
Limit switch berfungsi memberikan indikasi berupa sinyal listrik jika control valve sudah mencapai titik tertentu (posisi open atau closed). Indikasi ini dibutuhkan untuk menjalankan proses selanjutnya, contoh: lampu indicator atau mengaktifkan sequenced test. Limit switch terpasang pada ujung dari rangkaian control valve, terhubung langsung dengan stem agar dapat mendeteksi gerakan valve.


  
4. Supply Pressure Regulator

Air regulator digunakan untuk menurunkan tekanan udara dari air compressor sesuai dengan tekanan kerja peralatan pneumatic. Di dalam air regulator ini terdapat pegas dan diaphragm untuk mengatur tekanan. Juga ada filter dan ruang pengumpul uap air untuk menampung fluida hasil kondensasi atau oli yang terbawa dari air compressor. Ruang pengumpul ini harus di drain secara rutin agar liquida yang terkumpul tidak masuk ke peralatan pneumatik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar