Suatu Industri Proses
pada umumnya merupakan suatu susunan beberapa unit peralatan proses ( Combustor,
Head exchanger, pompa, fuel bin, water
tank, transport matrial dan sebagainya) yang saling terintegritas dan bekerja
secara sistematik. Secara keseluruhan suatu pabrik memiliki tujuan utama mengubah
beberapa matrial mentah menjadi produk tertentu dengan menggunakan
sumber-sumber energy tertentu dengan cara yang paling ekonomis.
Didalam pengoperasiannya, suatu
industri proses harus memenuhi beberapa persyaratan berdasarkan pertimbangan
berbagai macam kondisi dalam dinamika pengaruh eksternal (disturbances).
Persyaratan-persyaratan tersebut diantaranya adalah masalah keamanan (safety),
spesifikasi produksi, pengaruh terhadap lingkungan, batasan operasi
(operational constraints), serta masalah ekonomi. Untuk menjamin semua
persyaratan tersebut dapat dipenuhi, maka industri proses perlu memiliki suatu
sistem yang dapat memonitor dan mengendalikan semua proses yang ada di dalamnya
supaya tujuannya dapat terpenuhi. Hal ini dapat dilakukan melalui suatu susunan
peralatan instrumen (alat pengukur, kontroler, komputer, dan final control)
serta campur tangan manusia (operator) yang bersama-sama membentuk sesuatu yang
dinamakan sistem kontrol.
Pada semua proses
umumnya operator tidak hanya ingin mengetahui suatu harga besaran fisik, tetapi
juga selalu ingin mengaturnya pada suatu harga tertentu agar suatu proses
bekerja secara optimum. Blok diagram suatu system instrumentasi dan pengontrolan
besaran yang diukur yang terhubung secara lingkar tertutp (closes loop) dapat
digambarkan seperti di bawah ini.
Sistem
instrumentasi dengan pengontrolan lingkar tertutup adalah system yang sinyal
keluarannya berpengaruh secara langsung pada aksi kontrolnya. Sinyal penggerak
yang merupakan selisih antar sinyal masukan dan sinyal umpan balik diberikan ke
controller untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran system
mendekati harga yang diinginkan.
Tujuan diadakannya
suatu sistem kontrol adalah sebagai berikut :
a. Menekan
pengaruh dari gangguan eksternal (external disturbances)
b. Menjamin
stabilitas proses
c. Mengoptimumkan
performansi proses.
1. Aspek-Aspek Desain Sistem
Kontrol Proses
Variabel-variabel yang berhubungan dengan suatu proses
(flow, pressure, level fluid dan temperature) terbagi didalam dua kelompok,
yaitu :
a. Variabel
Input, yaitu efek dari lingkungan (surrounding) yang dapat mempengaruhi
dinamika proses.
b. Variabel
Output, yaitu efek dari proses yang dapat mempengaruhi lingkungan.
Variabel input dapat juga dikelompokkan pada kategori-kategori berikut
ini :
a. Manipulated Variables (MV), yaitu variable
input yang nilainya dapat diatur oleh operator manusia atau mekanisme kontrol.
b. Disturbances, yaitu variable input yang
nilainya tidak dapat diatur oleh operator atau mekanisme kontrol
Sedangkan variabel output dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Measured Output Variables, jika nilainya
dapat langsung diketahui melalui mengukurnya.
b. Unmeasured Output Variables, jika nilainya
tidak dapat diukur secara langsung.
Dalam kontrol proses, variabel output disebut juga variabel proses.
2. Elemen-Elemen Sistem Kontrol Proses
Elemen-elemen dalam suatu
sistem kontrol proses dapat dibedakan menjadi : proses, sensor (sensing element),
transducers, transmitter, transmission lines, kontroler, final control element
(control valve). Seluruh elemen ini bersama-sama membentuk suatu system kontrol,
seperti diperlihatkan pada contoh sistem kontrol proses pada Gambar dibawah:
Sistem ini terdiri dari sebuah tanki, sebuah level measuring device,
sebuah kontroler, dan sebuah control
valve. Aliran liquid dialirkan melalui permukaan atas tanki, kemudian
dikeluarkan dari bawah tanki yang diatur oleh control valve.
Tangki beserta liquid di
dalamnya merupakan sebuah proses.
Level measuring device sebagai sebuah sensor
ketinggian sekaligus transducer,
akan mengukur ketinggian cairan tersebut serta mengubahnya menjadi besaran
elektrik atau pneumatik. Jika level cairan dalam tanki melebihi tinggi yang
diinginkan (set point) maka controller
akan memutuskan untuk memperbesar aliran outlet. Berdasarkan perintah
controller, final control element
(control valve) akan membuka (opening) untuk memperbesar aliran. Secara blok
diagram system control proses tersebut di atas dapat dilihat pada gambar dibawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar