Transmisi data
ialah proses pengiriman besaran yang diukur (data) ke tempat lain yang jauh
(misalnya dari plant ke ruangan control room pada suatu industri) untuk
diperagakan (displaying), direkam (recording) atau mengendalikan (controlling)
suatu proses.
1. Media Transmisi
Pengiriman data
(data trasmisi) biasa dilakukan dengan cara yaitu :
a. Media
Tubing : Prinsip kerja
transmisi data menggunakan tubing (pneumatik) adalah berdasarkan pada tekanan
dari fluida atau angin sebagai media pembawa data. Jadi di sini data yang
dikirimkan berupa perubahan dari tekanan fluida. Tekanan pneumatic yang umumnya
digunakan pada transmisi data secara pneumatic adalah antara 3 ~ 15 psig (0.1 ~
1 kg/cm2).
b. Media
Kabel : Transmisi data
melalui kawat (cablel) dapat digolongkan berdasarkan besaran pembawa data,
yaitu ; arus listrik, tegangan, frekuensi yang dimodulasi, pulsa yang
dimodulasi. Transmisi data jenis yang banyak digunakan pada industri proses
adalah transmisi dengan arus listrik (4-20 mA) dan tegangan (1 – 5 V DC).
c. Media
Fiber Optic : Transmisi
data yang paling akhir dikembangkan adalah transmisi data melalui serat optic.
Di sini data ditransmisikan dengan cara memodulasi cahaya, dengan perkataan
lain di sini sinyal pembawa datanya adalah cahaya. Sistem ini mempunyai
kelebihan yaitu sedikit sekali dipengaruhi oleh noise.
2. Jenis
Sinyal Instrumen
Beberapa standar
sinyal instrumen yang didefenisikan oleh standards associations atau
proprietary standard, meliputi :
a.
Analog
Signal
·
Pneumatic
(signal lines / tubes)
-
3 - 15
psig ( 0.2 – 1 kg/cm2)
-
20 -
100 kPa
-
6 - 30
psig
·
Voltage
-
1 – 5
V DC
-
0 – 5
V DC
-
0 – 10
V DC
·
Current
-
4 – 20
mA
-
8 – 40
mA
-
10 –
50 mA
b.
Digital
Signal
·
HART
Protocol
·
SMAR
Protocol
·
Fieldbus
·
Modbus
·
Profibus
·
Industrial
Ethernet
·
Berbagai
komunikasi tanpa cable (wireless communications)
3. Pemilihan
Sinyal Instrumen
Pemilihan bentuk sinyal pengukuran (sinyal instrumen)
sangat ditentukan oleh jenis controller yang akan dipakai (Analog ; pneumatik /
elektronik atau Digital). Untuk menerjemahkan sinyal sistem pengukuran dari
sensing element menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh controller,
dibutuhkan sebuah unit yang disebut transmitter.
Sebagai standarisasi sinyal keluar dari transmitter,
baik analog (pneumatic atau elektric) maupun digital (HART Protocol, SMAR
Protocol atau Fieldbus), dibuat hanya bekerja pada standard skala tertentu
seperti diperlihatkan pada point jenis sinyal instrumen. Untuk aplikasi di
dalam industri proses, sinyal pneumatik yang digunakan secara umum adalah
dengan skala kerja 3 – 15 psig atau 0.2 – 1 kg/cm2, dan untuk sinyal elektrik
skala kerja 4 – 20 mA (sinyal arus) atau 1 – 5 V DC (sinyal tegangan). Pada
umumnya sinyal yang keluar dari transmitter elektronik hampir selalu dalam
bentuk 4-20 mA. Transmisi sinyal elektrik seperti transmisi energi listrik
lain, menggunakan kawat tembaga. Diameter kawat tersebut berkisar antara 1.5 ~
2.5 mm. Sedangkan transmisi sinyal pneumatik hampir selalui menggunakan tubing
(pipa kecil) berdiameter dalam 0.25 inci. Atau pada pemakaian tertentu ada yang
0.375 inci.
Tubing dapat terbuat dari plastik, tembaga atau
stainless steel. Pemilihan jenis material tubing selalu dikaitkan dengan daerah
dimana instrumen beroperasi. Tubing tembaga misalnya tentu tidak akan dipilih
untuk bagian terbuka di ladang minyak lepas pantai. Udara laut yang sangat
korosif tentu akan mempercepat kerusakan tubing tembaga. Dan tubing platik
tentu tidak akan dipakai di daerah dapur (furnace) yang mempunyai temperatu
tinggi, karena akan mudah meleleh.
Dalam perkembangannya instrumen sitem pengendalian
kemudian banyak memanfaatkan teknologi digital dan perangkat komputer. Untuk
itu diperlukan sarana komunikasi dalam bahasa komputer. Selain itu juga ada
instrumen-instrumen yang menggunakan sarana komunikasi sinyal radio atau sarana
fiber optic. Ketiga jenis sinyal ini sifatnya sangat khusus dan tidak mempunyai
standard umum. Bentuk sinyal itu akan sangat tergantung pada kerja sistim unit
elektroniknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar