Aktuator adalah sebuah
alat yang mengubah tenaga listrik atau fluida menjadi gerakan mekanis untuk
membuka/menutup atau mengontrol sebuah valve. Ada dua
cara yang umum dilakukan untuk menggerakkan sebuah valve, yaitu:
Manual, menggunakan handwheel untuk
jenis gate dan globe valve, sementara handlever digunakan pada ball dan butterfly valve. Valve dengan
penggerak manual harganya lebih murah dibandingkan valve dengan actuator.
Automatic, menggunakan actuator Berdasarkan sumber tenaganya
penggunaan actuator dibagi lagi ke dalam 3 (tiga) kelompok yaitu: pneumatic, electric, dan hydraulic
Aktuator secara dasar mempunyai aksi sebagai
berikut :
·Direct Action / Fail Open
(FO) / Air-To-Close (ATC) Aktuator
yang akan terbuka (open) bilamana driving power gagal (fail). Lalu pegas yang
terpasang akan mendorong posisi normal.
·Reverse Action / Fail Close
(FC) / Air-To-Open (ATO) Aktuator
yang akan tertutup (Close) bilamana driving power gagal (fail). Lalu pegas yang
terpasang akan mendorong posisi tutup.
1. Elektrik Actuator
Digunakan pada aplikasi dimana tidak tersedia air compressor. Komponen utamanya adalah sebuah motor
listrik yang memutar gear maju/mundur agar stem bergerak. Dilengkapi dengan handwheel agar operator dapat
membuka/menutup valve secara manual. Pada awalnya electric actuator hanya
didesain untuk aplikasi on/off. Namun saat ini sudah dilengkapi dengan kontrol
motor yang lebih maju, sehingga dapat dipakai pada aplikasi throttling,
serta dikombinasikan dengan spring (pegas) hingga mempunyai fail-safe mode. Actuator jenis ini tidak boleh
digunakan di area rawan ledakan dan mengandung gas (hazardous area).
Dari gerak actuator terdapat dua jenis dari elektrik actuator meliputi
:
1.1. Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan katup yang
dikendalikan dengan arus listrik baik AC maupun DC melalui kumparan /
selenoida. Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan
kemudian diubah menjadi magnet untuk menarik pluger agar dapat bergerak merubah
posisi valve, arus listrik yang sesuai dengan tegangan kerja(kebanyakan
tegangan kerja solenoid valve adalah 100/200VAC dan kebanyakan tegangan kerja
pada tegangan DC adalah 12/24VDC). Solenoid valve ini merupakan elemen kontrol
yang paling sering digunakan dalam sistem fluida air. Khusus nya penggunaan
pada diameter pipa dengan volume/debit yang kecil. Biasa digunakan pada nozel fire
fighting system.
1.2. Motor valve
Motor valve atau sering disebut servo valve merupakan suatu rangkaian
control valve yang meliputi beberapa bagian, motor sebagai penggerak utama,
gearbox sebagai induksi gerak dan positioner/potensiometer sebagai acuan
feedback valve. Adapun motor yang sering digunakan sebagai elektrik actuator
meliputi :
-
Motor Stepper
-
Motor DC
-
Brushless DC-Motor
-
Motor Induksi
-
Motor sinkron
2. Pnuematic Actuator
Actuator ini paling banyak
dipakai di industri dan dapat dikelompokkan menjadi pneumatic diaphragm dan pneumatic piston. Actuatorjenis ini memanfaatkan sumber
angin bertekanan yang dihasilkan oleh air compressor untuk mendorong valve stem bergerak membuka atau menutup.
Terdapat beberapa jenis untuk pneumatic
actuator meliputi :
2.1. Spring and Diaphragm
actuators
2.2. Piston or Cylinder actuators
2.3. Rack and Pinion Actuators
3. Hydrolic Actuator
Actuator jenis ini
paling sedikit aplikasinya di lapangan; digunakan untuk menggerakkan valve
berukuran sangat besar yang membutuhkan daya dorong besar (misal: valve pada
main steam line, Main valve cycle water system). Actuator ini
memperoleh sumber tenaga dari sebuah pompa untuk mengalirkan minyak hydraulic sebagai media
bertekanan dan sedikit banyak memiliki kesamaan dengan jenis pneumatic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar