Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis
poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi
kinetik dan energi potensial) menjadi energi mekanik poros. Dalam hal ini fluida yang dimaksud
berupa cair cair, gas dan uap. Berdasarkan pengertian diatas maka secara umum mesin –
mesin fluida dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu Mesin Kerja dan Mesin Tenaga, karena banyaknya
aplikasi penggunaan mesin fluida maka Pada artikel kali ini hanya akan membahas mesin fluida yang berhubungan
langsung dengan sistem pembangkit listrik tenaga uap :
1. Mesin Kerja
Golongan
mesin – mesin kerja , yaitu berfungsi
untuk merubah energi mekanis menjadi energi fluida, contohnya : pompa, blower,
compressor, dll
1.1. Pompa
Pompa adalah mesin fluida yang
digunakan untuk mengalirkaan
fluida inkompresible (tidak mampu mampa) dari suatau tempat ketempat yang lain, dari suatu tempat
yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang rendah ke tekanan
yang lebih tinggi. Dalam hal ini pembahasan pompa tidak terlepas dari
pembahasan pipa isap (suction pipe )
dan pipa tekan (discharge) yang secara keseluruhan juga tentang pemompaan
(pumping system). Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak
poros menjadi energi tekanan pada fluida, berbagai fungsi dari pompa dalam
aplikasinya baik untuk memindahkan fluida cair atau pun hanya sekedar
memanfaatkan tekanan yang dihasilkan pompa untuk kegunaaan lain misalnya untuk
gerak hidrolik. Pada umumnya pompa dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Dynamic
Pump dan positive displacement pump, Berikut ini beberapa jenis pompa dan pengaplikasian yang umum
digunakan dalam industry proses pembangkit listrik.
1.1.1. Pompa positive displacement
Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya
tertentu, berupa energi kinetik, pada volume fluida yang tetap dari sisi inlet
menuju titik outlet pompa. Prinsip kerja tersebut sangat berbeda dengan pompa
dinamik, yang secara teori pompa positive displacement akan menghasilkan debit aliran yang
tetap pada RPM tertentu meskipun tekanan keluaran pompa berubah-ubah. Namun
teori ini tidak akan berlaku jika di dalam pompa terjadi kebocoran.
Pompa positive displacement tidak dapat beroperasi dengan sistem control valve di
saluran keluarannya. Hal ini dikarenakan pompapositive displacement tidak mengenal sistemexcess head seperti pada pompa sentrifugal. Jika
pada saluran keluar pompa ada sebuah valve yang berada pada kondisi throttling, yang terjadi adalah tekanan keluaran pompa
akan terus meningkat, hal ini dikarenakan prinsip kerja pompa positive displacement yang akan terus menghasilkan aliran
fluida yang stabil jika putaran kerjanya tetap. Tekanan keluaran yang terus
meningkat akibat throttling tersebut sangat berbahaya terhadap
komponen-komponen pompa, dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pecah
sehingga aliran fluida yang dihasilkan pompa kembali stabil di titik kerjanya.
Berikut
beberpa jenis-jenis dari pompa positive displacement yang umum digunakan
diberbagai aplikasi peralatan.
a.
Vane Pump
Pompa
ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan lubang rumah
pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang terjebak diantara 2
baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.
Sistem Vane Pump
Biasanya
pompa vane sebagian besar digunakan pada pada sistem hidrolik, karna karakter
pompa yang bisa menghasilkan pressure yang tinggi.
b.
Piston and Pluger Pump
Pompa jenis ini memiliki kontruksi yang hamper menyerupai
yang membedakan adalah kedua pompa ini yaitu benda kerja, piston pump mendorong
fuida secara penuh sedangkan plunger pump mendorong fluida tidak secara penuh
memenuhi ruangan silinder. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar perbedaan
antara pompa piston dengan pompa plunger berikut ini.
Piston
and Plunger Pump
Sebagian besar digunakan untuk pompa dosing pada water plant
c.
Diafragma Pump
Pompa ini juga mirip dengan pompa piston namun komponen pompa
yang melakukan gerakan maju-mundur adalah diafragma yang terhubung dengan
engkol penggerak. Diafragma akan bergerak maju dan mundur untuk menciptakan
perubahan rongga ruang di dalam pompa. Dengan bantuan check valve maka
aliran fluida kerja dapat terjadi.
Diafragma
Pump
Pompa
diafragma umumnya beroperasi pada tekanan yang lebih rendah daripada pompa
piston maupun pompa plunger. Namun,
karena desainnya yang unik, pompa diafragma dapat terus beroperasi sekalipun
suatu saat tidak ada fluida yang mengalir di dalamnya. Dan secara otomatis
apabila fluida kerja tersedia lagi, pompa ini dapat secara alami melakukan
pengisian fluida (priming) dan pengeluaran udara (venting). Biasa
digunakan untuk cemical dosing.
d. Progressive Cavity Pump
Pompa jenis ini adalah pengembangan dari pompa jenis ulir.
Pompa ini terdiri atas sebuah rotor yang berbentuk spiral, serta stator yang
juga berbentuk spiral namun didesain memiliki jarak pitch spiral
yang 2 kali lebih besar dari pitch rotor. Rotor pompa progressive cavity terhubung
dengan shaft yang digerakkan oleh motor listrik. Diantara shaft dengan rotor
dihubungkan oleh flexible coupling yang apabila shaft berputar, kopling
ini bergerak mengikuti gerakan rotor dan shaft.
Progressive Cavity Pump
Pompa progressive cavity dapat digunakan pada berbagai macam jenis
fluida kerja, dari fluida encer sampai dengan fluida berviskositas tinggi.
Namun pompa ini tidak cocok dengan partikel-partikel solid. Untuk
operasionalnya, pompa ini perlu dilakukan proses pengisian awal (priming) serta
pembuangan udara yang terperangkap (venting) di dalamnya sebelum beroperasi. Hal ini
bertujuan untuk memperpanjang umur pompa.
1.1.2. Pompa Dinamic
Dynamic pump atau
pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa sentrifugal, pompa Axial,
dan pompa spesial-efek (special-effect pump). Pompa-pompa ini beroperasi
dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan menjadi
tekanan melalui perubahan penampang aliran fluida. Jenis pompa ini biasanya
juga memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe positive displacement pump, tetapi memiliki biaya yang
lebih rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik juga bisa beroperasi pada
kecepatan yang tinggi dan debit aliran yang juga tinggi.
a.
Centrifugal Pump
Pada pompa sentrifugal terjadi perubahan energi yang
diakibatkan oleh dua komponen utama pompa, yaitu impeller dan diffuser.
Impeller adalah bagian pompa yang berputar, yang mengkonversikan energi mekanik
berupa putaran pada poros menjadi energi kinetik. Sedangkan diffuser (volute cassing)
adalah bagian pompa yang diam, yang mengkonversikan energi kinetik menjadi
energi tekanan. Sehingga secara umum pompa berfungsi untuk mengubah energi
mekanik poros pompa menjadi energi tekanan berupa head fluida
yang dipompa.
Centrifugal
Pump
Besar debit fluida yang dialirkan oleh pompa sentrifugal pada
putaran konstan, tergantung dari besar diferensial tekanan atau head yang
dihasilkan pompa. Semakin besar head pompa akan semakin kecil debit aliran
fluida yang dialirkan, begitu pula sebaliknya. Nilai dari head pompa vs.
kapasitas debit ini dapat dibuat sebuah grafik yang menunjukkan grafik
karakteristik pompa. Grafik ini biasanya disertakan oleh produsen pompa pada
setiap produknya untuk menggambarkan karakteristik dari pompa yang ia produksi.
Bentuk dari kurva head-kapasitas pompa sentrifugal merupakan fungsi dari ukuran
dan desain pompa, diameter dari impeller, dan kecepatan operasionalnya.
b.
Axial Pump
Pompa jenis ini berfungsi untuk mendorong fluida kerja dengan
arah yang sejajar terhadap sumbu/poros impellernya. Hal ini berbeda dengan
pompa jenis sentrifugal yang arah output fluidanya tegak lurus dengan sumbu
impeller. Energi mekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak ditransmisikan
melalui poros impeller untuk menggerakkan impeller pompa. Putaran impeller
memberikan gaya Axial yang mendorong fluida sehingga menghasilkan energi
kinetik pada fluida kerja tersebut. Pada beberapa desain pompa Axial, terpasang
sudu-sudu tetap (diam) yang membentuk difuser pada sisi keluaran pompa.
Fungsinya adalah untuk menghilangkan efek berputar dari fluida kerja dan
mengkonversikan energi kinetik yang terkandung di dalamnya menjadi tekanan
kerja.
Axial
Pump
Pompa Axial digunakan pada sistem-sistem yang membutuhkan debit aliran
fluida tinggi, dengan besar head yang rendah. Pompa jenis ini banyak digunakan
pada sistem pembangkit listrik tenaga uap digunakan untuk sirkulasi cooling
tower atau mensupply air laut sebagai media pendingin di kondensor.
Pengembangan dari pompa Axial yaitu pompa celup atau sering disebut dengan
submersible pump.
Makasih ya Jasa Pembuatan Website Toko Online serta layanan Jasa Pembuatan Website Penjualan Online dan
BalasHapusJasa Pembuatan Online Shop
Grosir Jilbab Murah - Jilbab Segi Empat Terbaru dan Jilbab Instan Terbaru serta Jasa Pembuatan Website Murah serta Buat Toko Online Murah juga Jilbab Pasmina Terbaru