1.
ON-OFF Control
Sistem ini
merupakan loop control yang paling sederhana. Dalam aksi kontrol ini, final
control element hanya mempunyai dua keadaan operasi. Jika sinyal kesalahan
positif, controller mengirim sinyal hingga final control element (control
valve) bergerak ke salah satu posisi, dan jika sinyal kesalahan negatif akan
bergerak ke posisi yang lain.
2. Proportional Control (P
Control)
Dalam aksi
pengontrolan proporsional, alat pengoreksi akhir memiliki suatu daerah posisi
yang kontinu. Posisi tepatnya sebanding dengan besarnya kesalahan, dengan kata
lain, output dari controller sebanding dengan inputnya. Efek dari kontrol
proporsional adalah menghilangkan osilasi yang timbul di sekitar set point bila
proportional band-nya diset (tuning) pada nilai atau keadaan yang tepat.
Efek lain
dari kontrol ini adalah adanya offset pada hasil pengontrolannya. Offset ini terjadi
akibat harga setpoint tidak dapat dicapai sesudah suatu perubahan beban terjadi.
Besarnya offset ini tergantung pada harga proportional band-nya. Semakin besar
harga proportional bandnya maka akan semakin besar offsetnya, sebaliknya semakin
kecil harga proportional bandnya maka semakin besar kemungkinan osilasi terjadi
(peredaman osilasi kecil).
Di dalam
prakteknya, proportional control akan berfungsi baik untuk sistem yang proses
perubahan bebannya secara lambat dan variasi set point-nya kecil, karena dengan
demikian proportional band-nya dapat diambil cukup kecil.
3. Proportional Integral
Control (PI Control)
Dalam aksi pengontrolan proporsional plus integral,
posisi alat pengoreksi akhir (control valve) ditentukan oleh dua hal :
· Besarnya sinyal kesalahan, ini adalah
bagian proporsional
· Integral waktu dari sinyal kesalahan,
artinya besarnya kesalahan dikalikan dengan waktu dimana kesalahan tersebut
terjadi, ini adalah bagian integral.
Kontroler tipe ini juga dikenal sebagai kontroler
proportional-plus-reset. Karakteristik penting pada controller jenis ini adalah
konstanta waktu integral. Konstanta ini merupakan parameter yang dapat diatur
dan kadang-kadang mengacu sebagai minutes per repeat. Tetapi didalam industri
yang digunakan sebagai acuan adalah kebalikan dari konstanta waktu yang dikenal
sebagai reset rate. Aksi kontrol integral menyebabkan output berubah selama
error tidak sama dengan nol. Oleh karena sifat inilah, kontroler yang demikian
dapat menghilangkan error bahkan pada kondisi error yang kecil.
Efek dari
penambahan Integral pada controller ini akan menghilangkan offset yang terjadi
akibat proportional control, karena adanya integral terhadap waktu. Jadi offset
akan terkoreksi dengan berjalannya waktu, artinya untuk menghasilkan respon yang
tidak mempunyai offset maka memerlukan selang waktu tertentu.
Efek lain
dari penambahan integral adalah lebih lambatnya respon sistem, selain itu pada
sistem ini akan terjadi osilasi pada saat bagian integral menghilangkan offset,
serta timbulnya overshoot apabila ada perubahan beban.
Respon untuk jenis proportional + integral controller
terhadap perubahan beban dapat dilihat pada grafik di bawah.
Jenis PI
controller ini dalam aplikasinya pada industri dapat menangani hampir setiap situasi
kontrol proses. Perubahan beban yang besar dan variasi yang besar pada set point
dapat dikontrol dengan baik tanpa osilasi yang berkepanjangan, tanpa offset permanen
dan cepat ke keadaan seharusnya setelah gangguan terjadi.
4. Proportional Integral Derivative Control (PID
Control)
Dua karakteristik proses yang sangat sulit
pengontrolannya, dimana control PI tidak lagi memadai, yaitu: proses dengan
beban berubah dengan sangat cepat dan proses yang memiliki kelambatan yang
besar antara tindakan korektif dan hasil yang muncul dari tindakan tersebut.
Dalam aksi pengontrolan proportional plus integral plus derivative (PID),
posisi alat
pengoreksi akhir (control valve) ditentukan oleh dua
hal:
· Besarnya sinyal kesalahan, ini adalah
bagian proporsional
· Integral waktu dari sinyal kesalahan,
artinya besarnya kesalahan dikalikan dengan waktu dimana kesalahan tersebut
terjadi, ini adalah bagian integral.
· Laju perubahan kesalahan terhadap waktu.
Perubahan kesalahan yang cepat menyebabkan suatu aksi korektif yang lebih besar
dari perubahan kesalahan, ini adalah bagian derivative.
Kontroler
jenis ini dikenal juga sebagai kontroler proportional-plus-reset-plus-rate. Karakteristik
tambahan dengan adanya derivative control dikenal sebagai rate time (konstanta
waktu derivative). kontroler PID mengantisipasi apa yang akan terjadi pada
error pada masa sesaat yang akan datang dan kemudian melakukan aksi kontrol
yang sebanding dengan kecepatan perubahan error saat ini. Berdasarkan sifat
ini, aksi kontrol derivatif kadang-kadang mengacu sebagai anticipatory control.
Walaupun demikian, aksi kontrol derivatif memiliki beberapa kelemahan seperti berikut
ini :
1.
Untuk
respon dengan error konstan dan tidak nol, kontroler ini tidak memberikan aksi
kontrol.
2.
Untuk
respon yang bergejolak, dengan error yang hampir nol, kontroler ini dapat
memperoleh nilai derivatif yang besar, yang menghasilkan aksi kontrol yang
besar, meskipun seharusnya tidak perlu.
Efek dari
PID controller ini adalah bila pada proses kesalahannya sangat besar, maka controller
PI akan membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai set point-nya, tetapi untuk
controller PID akan mempercepat proses pencapaian set point tersebut. Rate time
akan berpengaruh terhadap respon controller, rate time yang terlalu besar mempercepat
laju pencapaian set point tetapi akan menyebabkan terjadinya osilasi di sekitar
set point. Respon proportional + integral + derivative (PID) controller
terhadap perubahan beban dapat dilihat pada grafik dibawah.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus